PERKEMBANGAN BENTUK MUKA BUMI

| Sabtu, 28 September 2013

Menurut para ahli, bahwa pelebaran alur-alur dasar samudra, gerakan-gerakan benua, pola seismic dunia, dan pola kegiatan vulkanik merupakan bagian dari satu desakan energi dari perut bumi. Permukaan bumi terdiri dari enam bentangan lempeng benua yang bersifat keras, tetapi sebenarnya tipis bila disbanding dengan ukuran bola bumi. Lempeng-lempeng benua tersebut saling bergeser yang disebabkan oleh desakan hebat dari energi dari dalam bumi. Beberapa teori perkembangan muka bumi menurut para ahli, yaitu
a.    Teori Kontraksi
Teori kontraksi dikemukakan oleh James Dana dan Elie De Baumant. Mereka beranggapan bahwa kerak bumi pada mulanya mengalami pengerutan karena proses pendinginan di bagian dalam bumi yang diakibatkan oleh konduksi panas. Pengerutan-pengerutan tersebut menjadikan permukaan bumi menjadi tidak rata dan terbentuklah gunung-gunung serta lembah-lembah. Menurut percobaannya, bumi diibaratkan buah apel yang apabila bagian dalamnya mongering maka kulitnya akan mengerut tidak rata.
·      Teori Kontraksi oleh Edward Suess
Suess melengkapi teori kontraksi sebelumnya bahwa Persamaan geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika disebabkan oleh bersatunya daratan-daratan itu pada awal mulanya yang merupakan satu benua dan disebut Benua Gondwana. Benua yang besar itu sekarang tinggal sisa-sisanya saja, karena bagian lain sudah tenggelam di bawah permukaan laut. namun sebenarnya teori kontraksi tidak mendapat dukungan dari ahli lain.

b.    Teori  Apungan Benua
Teori apungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener yang menyatakan bahwa, Permukaan bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benua besar yang disebut Pangea, serta sebuah samudra yang disebut Panthalasa. Kemudian benua tersebut bergeser ke arah ekuator dan barat. Bukti dari pernyataan Wegener tersebut yaitu;
·      Kecocokan / kesamaan Garis Pantai
Adanya kecocokan garis pantai yang ada di benua Amerika Selatan bagian timur dengan garis pantai benua Afrika bagian barat. Kedua garis pantai ini apabila dicocokan atau dihimpitkan satu dengan lainnya akan berhimpit. Wegener menduga bahwa kedua benua tersebut pada awalnya adalah satu. Berdasarkan adanya kecocokan bentuk garis pantai inilah kemudian Wegener mencoba untuk mencocokkan semua benua-benua yang ada di muka bumi.
·      Persebaran Fosil
Diketemukannya fosil-fosil yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang tersebar luas dan terpisah di beberapa benua :
1.    Fosil Cynognathus, suatu reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun yang lalu dan ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
2.    Fosil Mesosaurus, suatu reptil yang hidup di danau air tawar dan sungai yang hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
3.    Fosil Lystrosaurus, suatu reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua benua Afrika, India, dan Antartika.
4.    Fosil Clossopteris, suatu tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu, dijumpai di benua benua Afrika, Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika.
Bagaimana binatang-binatang darat tersebut dapat bermigrasi menyeberangi lautan yang sangat luas serta di laut yang terbuka? Boleh jadi jawabannya adalah bahwa benua-benua yang ada sekarang pada waktu itu bersatu yang kemudian pecah dan terpisah-pisah seperti posisi saat ini.
·      Kesamaan Jenis Batuan
Jalur pegunungan Appalachian yang berada di bagian timur benua Amerika Utara dengan sebaran berarah timur laut dan secara tiba-tiba menghilang di pantai Newfoundlands. Pegunungan yang umurnya sama dengan pegunungan Appalachian juga dijumpai di British Isles dan Scandinavia. Kedua pegunungan tersebut apabila diletakkan pada lokasi sebelum terjadinya pemisahan / pengapungan, kedua pegunungan ini akan membentuk suatu jalur pegunungan yang menerus.
·      Bukti Paleoclimatic (Iklim Purba)
Para ahli kebumian juga telah mempelajari mengenai ilklim purba, di mana pada 250 juta tahun yang lalu diketahui bahwa belahan bumi bagian selatan pada zaman itu terjadi iklim dingin, di mana belahan bumi bagian selatan ditutupi oleh lapisan es yang sangat tebal, seperti benua Antartika, Australia, Amerika Selatan, Afrika, dan India. Wilayah yang terkena glasiasi di daratan Afrika ternyata menerus hingga ke wilayah ekuator. Akan tetapi argumentasi ini kemudian ditolak oleh para ahli kebumian, karena selama perioda glasiasi di belahan bumi bagian selatan, di belahan bumi bagian utara beriklim tropis yang ditandai dengan berkembangnya hutan rawa tropis yang sangat luas dan merupakan material asal dari endapan batu bara yang dijumpai di Amerika bagian timur, Eropa dan Asia.
Pada saat ini, para ahli kebumian baru percaya bahwa daratan yang mengalami glasiasi berasal dari satu daratan yang dikenal dengan super-kontinen Pangaea yang terletak jauh di bagian selatan dari posisi saat ini. Bukti-bukti dari Wegener dalam mendukung hipotesa Pengapungan Benua baru diperoleh setelah 50 tahun sebelum masyarakat ahli kebumian mempercayai kebenaran tentang hipotesa Pengapungan Benua.
·      Pengapungan Benua dan Paleomagnetisme
        Penelitian mengenai arah kemagnetan purba pada aliran lava yang diambil di Eropa dan Asia pada tahun 1950-an menunjukkan bahwa arah kemagnetan untuk batuan batuan yang berumur muda cocok dengan arah medan magnet bumi saat ini, akan tetapi arah kemagnetan (magnetic alignment) pada aliran lava yang lebih tua ternyata menunjukkan arah kemagnetan yang sangat bervariasi dengan perbedaan yang cukup besar. Berdasarkan hasil ploting dari posisi yang terlihat sebagai kutub magnet utara untuk benua Eurasia mengindikasikan bahwa selama 500 juta tahun yang lalu, lokasi-lokasi dari kutub utara magnet bumi secara berangsur berpindah-pindah. Hal ini merupakan bukti kuat bahwa kutub magnet bumi telah mengalami berpindahan / bermigrasi. Perpindahan arah kutub magnet ini dikenal sebagai “Pole Magnetic Wandering” yaitu arah kutub magnet yang berkelana / berpindah pindah.
       Sebaliknya apabila arah kutub magnet dianggap tetap pada posisi seperti saat ini maka penjelasannya adalah bahwa benua yang mengalami perpindahan atau pengapungan. Semua bukti-bukti ilmiah tersebut mengindikasikan bahwa posisi rata-rata dari kutub kutub magnet erat kaitannya dengan posisi kutub geografis bumi. Dengan demikian, jika posisi kutub-kutub magnet relatif tetap pada posisinya, maka kutub-kutub yang terlihat berpindah pindah dapat dijelaskan dengan hipotesa Pengapungan Benua. Beberapa tahun kemudian, suatu kurva dari kenampakan kutub-kutub magnet yang berpindah pindah juga dilakukan untuk benua Amerika Utara. Apabila diperbandingkan hasil dari kedua jalur perpindahan kutub magnet bumi, baik yang ada di Amerika Utara dan Eurasia memperlihatkan kesamaan dan kemiripan dari jalur perpindahan kutub kutub magnet bumi tersebut yang terpisah dengan sudut 30 derajat.

c.    Teori Laurasia-Gondwana
Teori ini dikemukakan oleh Edward Zuess dan Frank S, Taylor, yang menyatakan bahwa bumi ini pada mulanya adalah Laurentina (Laurasia) dan Gondwanna. Keduanya kemudian bergerak secara perlahan kearah ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk benua-benua seperti sekarang. Menurut mereka, Amerika Selatan, Afrika, dan Australia dahulu menyatu dengan benua Gondwanaland, sedangkan benua-benua lainnya menyatu dalam Laurasia.
Teori ini diperkuat dengan persamaan geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika yang disebabkan oleh pernah bersatunya daratan-daratan tersebut. Mereka beranggapan benua tersebut tinggal sisa-sisanya karena daratan yang lain sudah tenggelam di bawah permukaan laut.


d.   Teori Konveksi
Teori konveksi diungkapkan oleh Harry Hess yang menyatakan bahwa terjadi aliran konveksi kea rah vertical di dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Kemudian aliran konveksi yang merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerakan aliran dari dalam tersebut mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.  Teori ini dibuktikan dengan hipotesanya tentang aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi di Mid Ocean Ridge. Di puncak Mid Ocean Ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian tersebar kedua sisinya lalu membeku membentuk kerak bumi baru.


e.    Teori Pergeseran Dasar Samudra
Teori pergeseran dasar samudra dikemukakan oleh Pobert Diezt yang merupakan pengembangan dari teori konveksi. Penelitian topografi dasar laut menemukan bukti-bukti tentang terjadinya pergeseran dasar laut daru arah punggung dasar kedua sisinya. Penyelidikan umur sedimen dasar laut mendukung hipotesa tersebut dimana makin jauh dari pungggungan dasar laut makin tua umurnya. Berarti ada gerakan yang arahnya dari punggungan dasar laut. Beberapa contoh punggungan dasar laut tersebut adalah: Mid Ocean Ridge, East Pasifik Ridge, Antlantic-Indian Ridge, dan Pasifik-Antlantic Ridge



f.     Teori Tektonik Lempeng
Teori tektonik lempeng dikemukakan oleh Mc. Kenzie dan Robert Parker yang menyatakan bahwa bagian luar bumi yaitu bagian lithosfer, terdapat sekitar 20 segmen yang padat, disebut lempeng. Dari semua lempeng tersebut, yang terbesar adalah lempeng pasifik yang menempati sebagian besar Samudra Pasifik. Salah satu prinsip utama Teori Tektonik Lempeng bahwa setiap lempeng bergerak-gerak sebagai satu unit terhadap unit lain (Cut Meurah, h. 58). Ada dua tipe batas-batas lempeng yang masing-masing dibedakan dari jenis pergerakannya, yaitu :
  •        Zona Divergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan naiknya material dari mantel Bumi dan membentuk lantai samudera yang luas. Pada zone ini terbentuk kerak Bumi baru sehingga disebut zona konstruktif. Hal ini ditandai dengan adanya punggung tengah samudera. Sepanjang punggung ini terdapat lembah besar dan curam yang dinamakan retak tengah samudera. Gempa bumi yang terjadi pada sesar transform dan bersifat dangkal sesuai dengan ketebalan lempeng tempat itu.
  •        Konvergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang menyebabkan salah satu dari lempeng tersebut masuk ke dalam mantel Bumi dan berada di bawah lempeng lainnya. Pada zone ini terjadi penghancur lempeng. Apabila terjadi tabrakan antara dua lempeng atau lebih, salah satu lempengnya menunjam (masuk) di bawah lempeng lainnya, dan lempeng yang lebih berat masuk di bawah lempeng yang lebih ringan. Daerah pertemuan ini merupakan pusat gempa.

                    




0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2010 eLLa Pertiwi Blogger Template by Dzignine