a.
Teori
Kontraksi
Teori kontraksi dikemukakan oleh James Dana
dan Elie De Baumant. Mereka beranggapan bahwa kerak bumi pada mulanya mengalami
pengerutan karena proses pendinginan di bagian dalam bumi yang diakibatkan oleh
konduksi panas. Pengerutan-pengerutan tersebut menjadikan permukaan bumi
menjadi tidak rata dan terbentuklah gunung-gunung serta lembah-lembah. Menurut
percobaannya, bumi diibaratkan buah apel yang apabila bagian dalamnya mongering
maka kulitnya akan mengerut tidak rata.
·
Teori Kontraksi
oleh Edward Suess
Suess
melengkapi teori kontraksi sebelumnya bahwa Persamaan geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India, Australia, dan
Antartika disebabkan oleh bersatunya daratan-daratan itu pada awal mulanya yang
merupakan satu benua dan disebut Benua Gondwana. Benua yang besar itu sekarang
tinggal sisa-sisanya saja, karena bagian lain sudah tenggelam di bawah
permukaan laut. namun sebenarnya teori kontraksi tidak mendapat dukungan dari
ahli lain.
b.
Teori Apungan Benua
Teori
apungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener yang menyatakan bahwa, Permukaan
bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benua besar yang disebut Pangea, serta
sebuah samudra yang disebut Panthalasa. Kemudian benua tersebut bergeser ke
arah ekuator dan barat. Bukti dari pernyataan Wegener tersebut yaitu;
·
Kecocokan /
kesamaan Garis Pantai
Adanya kecocokan garis
pantai yang ada di benua Amerika Selatan bagian timur dengan garis pantai benua
Afrika bagian barat. Kedua garis pantai ini apabila dicocokan atau dihimpitkan
satu dengan lainnya akan berhimpit. Wegener menduga bahwa kedua benua tersebut
pada awalnya adalah satu. Berdasarkan adanya kecocokan bentuk garis pantai
inilah kemudian Wegener mencoba untuk mencocokkan semua benua-benua yang ada di
muka bumi.
·
Persebaran
Fosil
Diketemukannya fosil-fosil
yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang tersebar luas dan terpisah di
beberapa benua :
1.
Fosil Cynognathus, suatu reptil yang hidup
sekitar 240 juta tahun yang lalu dan ditemukan di benua Amerika Selatan dan
benua Afrika.
2.
Fosil Mesosaurus, suatu reptil yang hidup di
danau air tawar dan sungai yang hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu,
ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
3.
Fosil Lystrosaurus, suatu reptil yang hidup
di daratan sekitar 240 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua benua Afrika,
India, dan Antartika.
4.
Fosil Clossopteris, suatu tanaman yang hidup
260 juta tahun yang lalu, dijumpai di benua benua Afrika, Amerika Selatan,
India, Australia, dan Antartika.
Bagaimana
binatang-binatang darat tersebut dapat bermigrasi menyeberangi lautan yang
sangat luas serta di laut yang terbuka? Boleh jadi jawabannya adalah bahwa
benua-benua yang ada sekarang pada waktu itu bersatu yang kemudian pecah dan
terpisah-pisah seperti posisi saat ini.
·
Kesamaan Jenis
Batuan
Jalur pegunungan Appalachian yang berada di
bagian timur benua Amerika Utara dengan sebaran berarah timur laut dan secara
tiba-tiba menghilang di pantai Newfoundlands. Pegunungan yang umurnya sama
dengan pegunungan Appalachian juga dijumpai di British Isles dan Scandinavia.
Kedua pegunungan tersebut apabila diletakkan pada lokasi sebelum terjadinya
pemisahan / pengapungan, kedua pegunungan ini akan membentuk suatu jalur
pegunungan yang menerus.
·
Bukti Paleoclimatic
(Iklim Purba)
Para ahli kebumian juga
telah mempelajari mengenai ilklim purba, di mana pada 250 juta tahun yang lalu
diketahui bahwa belahan bumi bagian selatan pada zaman itu terjadi iklim
dingin, di mana belahan bumi bagian selatan ditutupi oleh lapisan es yang
sangat tebal, seperti benua Antartika, Australia, Amerika Selatan, Afrika, dan
India. Wilayah yang terkena glasiasi di daratan Afrika ternyata menerus hingga
ke wilayah ekuator. Akan tetapi argumentasi ini kemudian ditolak oleh para ahli
kebumian, karena selama perioda glasiasi di belahan bumi bagian selatan, di
belahan bumi bagian utara beriklim tropis yang ditandai dengan berkembangnya
hutan rawa tropis yang sangat luas dan merupakan material asal dari endapan
batu bara yang dijumpai di Amerika bagian timur, Eropa dan Asia.
Pada saat ini, para ahli
kebumian baru percaya bahwa daratan yang mengalami glasiasi berasal dari satu
daratan yang dikenal dengan super-kontinen Pangaea yang terletak jauh di bagian
selatan dari posisi saat ini. Bukti-bukti dari Wegener dalam mendukung hipotesa
Pengapungan Benua baru diperoleh setelah 50 tahun sebelum masyarakat ahli
kebumian mempercayai kebenaran tentang hipotesa Pengapungan Benua.
·
Pengapungan Benua
dan Paleomagnetisme
Penelitian mengenai arah
kemagnetan purba pada aliran lava yang diambil di Eropa dan Asia pada tahun
1950-an menunjukkan bahwa arah kemagnetan untuk batuan batuan yang berumur muda
cocok dengan arah medan magnet bumi saat ini, akan tetapi arah kemagnetan (magnetic
alignment) pada aliran lava yang lebih tua ternyata menunjukkan arah kemagnetan
yang sangat bervariasi dengan perbedaan yang cukup besar. Berdasarkan hasil
ploting dari posisi yang terlihat sebagai kutub magnet utara untuk benua
Eurasia mengindikasikan bahwa selama 500 juta tahun yang lalu, lokasi-lokasi
dari kutub utara magnet bumi secara berangsur berpindah-pindah. Hal ini
merupakan bukti kuat bahwa kutub magnet bumi telah mengalami berpindahan /
bermigrasi. Perpindahan arah kutub magnet ini dikenal sebagai “Pole Magnetic
Wandering” yaitu arah kutub magnet yang berkelana / berpindah pindah.
Sebaliknya
apabila arah kutub magnet dianggap tetap pada posisi seperti saat ini maka
penjelasannya adalah bahwa benua yang mengalami perpindahan atau pengapungan. Semua bukti-bukti ilmiah tersebut mengindikasikan bahwa posisi rata-rata dari
kutub kutub magnet erat kaitannya dengan posisi kutub geografis bumi. Dengan
demikian, jika posisi kutub-kutub magnet relatif tetap pada posisinya, maka
kutub-kutub yang terlihat berpindah pindah dapat dijelaskan dengan hipotesa
Pengapungan Benua. Beberapa tahun kemudian, suatu kurva dari kenampakan
kutub-kutub magnet yang berpindah pindah juga dilakukan untuk benua Amerika
Utara. Apabila diperbandingkan hasil dari kedua jalur perpindahan kutub magnet
bumi, baik yang ada di Amerika Utara dan Eurasia memperlihatkan kesamaan dan
kemiripan dari jalur perpindahan kutub kutub magnet bumi tersebut yang terpisah
dengan sudut 30 derajat.
c.
Teori Laurasia-Gondwana
Teori ini dikemukakan oleh Edward Zuess dan
Frank S, Taylor, yang menyatakan bahwa bumi ini pada mulanya adalah Laurentina
(Laurasia) dan Gondwanna. Keduanya kemudian bergerak secara perlahan kearah
ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk benua-benua seperti sekarang. Menurut
mereka, Amerika Selatan, Afrika, dan Australia dahulu menyatu dengan benua
Gondwanaland, sedangkan benua-benua lainnya menyatu dalam Laurasia.
Teori ini diperkuat dengan persamaan geologi
yang terdapat di Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika yang
disebabkan oleh pernah bersatunya daratan-daratan tersebut. Mereka beranggapan
benua tersebut tinggal sisa-sisanya karena daratan yang lain sudah tenggelam di
bawah permukaan laut.
d.
Teori Konveksi
Teori konveksi diungkapkan oleh Harry Hess
yang menyatakan bahwa terjadi aliran konveksi kea rah vertical di dalam lapisan
astenosfer yang agak kental. Kemudian aliran konveksi yang merambat ke dalam
kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerakan aliran dari
dalam tersebut mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata. Teori ini dibuktikan dengan hipotesanya
tentang aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi di Mid Ocean Ridge.
Di puncak Mid Ocean Ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam
kemudian tersebar kedua sisinya lalu membeku membentuk kerak bumi baru.
e.
Teori Pergeseran Dasar Samudra
Teori pergeseran dasar samudra dikemukakan
oleh Pobert Diezt yang merupakan pengembangan dari teori konveksi. Penelitian
topografi dasar laut menemukan bukti-bukti tentang terjadinya pergeseran dasar
laut daru arah punggung dasar kedua sisinya. Penyelidikan umur sedimen dasar
laut mendukung hipotesa tersebut dimana makin jauh dari pungggungan dasar laut
makin tua umurnya. Berarti ada gerakan yang arahnya dari punggungan dasar laut.
Beberapa contoh punggungan dasar laut tersebut adalah: Mid Ocean Ridge, East
Pasifik Ridge, Antlantic-Indian Ridge, dan Pasifik-Antlantic Ridge
f. Teori
Tektonik Lempeng
Teori
tektonik lempeng dikemukakan oleh Mc. Kenzie dan Robert Parker yang menyatakan
bahwa bagian luar bumi yaitu bagian lithosfer, terdapat sekitar 20 segmen yang
padat, disebut lempeng. Dari semua lempeng tersebut, yang terbesar adalah
lempeng pasifik yang menempati sebagian besar Samudra Pasifik. Salah satu
prinsip utama Teori Tektonik Lempeng bahwa setiap lempeng bergerak-gerak
sebagai satu unit terhadap unit lain (Cut Meurah, h. 58). Ada dua tipe
batas-batas lempeng yang masing-masing dibedakan dari jenis pergerakannya,
yaitu :
- Zona Divergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan naiknya material dari mantel Bumi dan membentuk lantai samudera yang luas. Pada zone ini terbentuk kerak Bumi baru sehingga disebut zona konstruktif. Hal ini ditandai dengan adanya punggung tengah samudera. Sepanjang punggung ini terdapat lembah besar dan curam yang dinamakan retak tengah samudera. Gempa bumi yang terjadi pada sesar transform dan bersifat dangkal sesuai dengan ketebalan lempeng tempat itu.
- Konvergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang menyebabkan salah satu dari lempeng tersebut masuk ke dalam mantel Bumi dan berada di bawah lempeng lainnya. Pada zone ini terjadi penghancur lempeng. Apabila terjadi tabrakan antara dua lempeng atau lebih, salah satu lempengnya menunjam (masuk) di bawah lempeng lainnya, dan lempeng yang lebih berat masuk di bawah lempeng yang lebih ringan. Daerah pertemuan ini merupakan pusat gempa.